Upil Alika
Mi mi mi, apaan nih mi? *Nada heboh kayak kondisinya darurat banget gitu*
Apaan nak?
Ini mi *nunjuk ke telapak tangannya*
Mimi dalam kondisi ga kacamataan. Kuatir anak luka ato ada semut/kumbang kan, dipegang lah yang dia tunjuk.
Apa ini nak? *Menanya setelah meraba that thing yang dia kasih unjuk*
Upil Alika.
What the???? #/@)@?#!@)@#(
Trinitaria
I am the Queen of a dreamland
Minggu, 05 Agustus 2018
Kamis, 02 Agustus 2018
SUAMI ROMANTIS
SUAMI ROMANTIS
Gambarkan romantisnya suami versi mu!
Belikan hadiah ulang tahun kalung berlian type clarity flawless, cut nya very very good, colour A, caratase 5? (Awww thank you Papappp)
Rayakan anniversary dengan berangkulan berdua di tepi pantai Kuta (i love u honeyy)
Membantu mengurusi pekerjaan rumah dan mengurusi anak (alhamdulillah suami sholeh)
Membuatkan sup ayam ketika istri demam (sup rasa cinta dari suami menurunkan demamku yayyy. Kalah deh obat dokter)
Menari bersama di lorong pusat perbelanjaan karena musiknya asik banget (ah suami memang sehati sama aku hobinyaπ)
Rata2 jawaban yang muncul akan bersifat dunia. Rata2 loh ya. Termasuk si gw juga sih juga begitu.
Sampai pagi ini.
Ah how I hate it not able to capture that sweet moments! Laen kali kemanapun bertekad bawa hape. Even ke masjid sekali pun. Bukan buat fesbukan di masjid. Bukan. Tapi buat mengabadikan sweet moments ini lah.
Ah how I hate it not able to capture that sweet moments! Laen kali kemanapun bertekad bawa hape. Even ke masjid sekali pun. Bukan buat fesbukan di masjid. Bukan. Tapi buat mengabadikan sweet moments ini lah.
Satu keluarga muda, ayah, ibu, anak lelaki, anak perempuan. Bergandengan tangan pulang dari masjid. Pemandangan yang luar biasa indah. Di saat keluarga lain mungkin disibukkan dengan grasah grusuh di dapur nyiapin sarapan, teriak2 suruh anak cepat mandi atau ga terlambat sekolah, dan segudang kehebohan pagi rata2 orang alami lainnya.
Ini enggak. Mereka jalan santai pulang dari masjid. Ga tergesa2. Seneng gw liatnya ❤️ Menjemput surga bersama. Gw di belakang senyum2 aja. Idaman banget ini. Mudah2an gw ntar bisa begini. Anak2 okelah selain sholat subuh bisa diajakin jamaahan. Subuh ini yang paling berattt. Padahal subuh ini sholat paling istimewa loh.
“Dua raka’at salat Fajr lebih baik dari pada dunia dan seisinya.” [HR. Muslim]
Gedean lah dikit lagi nak. Tak siram aer biar pada bisa jamaahan subuhnya di masjid ya #mamakganas π #candakale
Momen ter-sweet di subuh kedua.
Suami istri naik becak berdua. Apa yang dibawa gw ga tau. Tau sendiri kan mata gw minus? Apalagi gelap. Terang aja gw nabrak orang π
Suami istri naik becak berdua. Apa yang dibawa gw ga tau. Tau sendiri kan mata gw minus? Apalagi gelap. Terang aja gw nabrak orang π
Yang jelas mereka menjemput rizki (bukan nama anaknya ya). Sesubuh itu sudah bersemangat menjemput rejeki. Melawan malas. Menolak lupa janji2 manis kampanye kala itu di dua ribu empat belas (kama painyo ko yuang?π).
Jadi sekarang, bayangan suami versi romantis gw rombak abis. Suami romantis itu is:
- suami yang menggandeng istri subuhan ke masjid
- suami yang bertadarus bersama anak istri sepulang kerja
- suami yang menghadiahi anniversary berupa tiket umroh, bukan sekedar Bali lagi Bali lagi (insyaAllah doain suami banyak rejekinya ya buibu)
- suami yang berjuang mencari nafkah di jalan halal demi keberkahan keluarganya
- suami yang bertadarus bersama anak istri sepulang kerja
- suami yang menghadiahi anniversary berupa tiket umroh, bukan sekedar Bali lagi Bali lagi (insyaAllah doain suami banyak rejekinya ya buibu)
- suami yang berjuang mencari nafkah di jalan halal demi keberkahan keluarganya
Itu. Suami romantis versi gw mulai saat ini
#duasatudesemberhariini
Mukena O Mukena
Mukena.
Sehari2 acap disepelekan.
Yang tadinya berwarna putih susu, berubah menjadi putih abu2/putih coklat susu, disertai bau apak.
Tetap dipakai jua.
Asal2an. Padahal mau bertemu Tuhan.
Ah. Tuhan Maha Pengasih Maha Penyayang. Lagian sholat di rumah doang. Napa mesti repot2?
Coba aja mau wawancara kerja. Atau ketemu pacar. Ato sungkeman sama calon mertua.
Wetssss.
Baju baru dong. Semprot parfum. Disetrika selicin2nya.
Mukena.
Hari bahagiamu sejatinya ada dua.
Idul Fitri dan idul adha.
Di dua hari tersebut orang baru berlomba mencarimu. Gegap gempita warna warni mukena baru. Dipakai 10 menit lalu disimpan kembali setahun penuh. Sehari2 biar si putih coksu berbau apak kembali yang menemani.
Uh oh.
Who do we want to impress, really?
Manusia apa Tuhan?
Betul, Allah tidak menyukai bila kita berlebih2an. Tapi menghadapNya dengan mukena yang senantiasa bersih dan wangi? Setiap Minggu diganti. Di laundry. Bebas bau apak apalagi bercak noda hitam di bagian dagu mukena.
Padahal Allah cinta keindahan. Mau berwarna warni bermotif pelangi (asal tidak berlebihan ya). Mau polos hitam dan putih. Tidak mengapa. Bebaaaas. Asal tidak menerawang. Tidak memperlihatkan aurat. Tidak kotor.
Mari yuk kita temui Allah dengan mukena yang baik. Segala kebaikan hanya padaNya.
Senin, 19 Desember 2016
Simfoni Langit Nabawi
Bagaimana suasana masjid di negrimu? Hening dan syahdu? Tak tampak balita, apalagi bayi yang baru bisa merangkak, yang digendong ummi-umminya ke masjid-masjid. Tak elok, kata sebagian orang. Anak kecil ribut, takut nanti mengganggu ibadah yang lainnya. Banyak ummi, termasuk saya (ngaku haha), menjadikan alasan memiliki balita sebagai excuse-untuk tak ke masjid-terutama tarawihan d bulan puasa.... Ah ah ah ruginya....Padahal masjid hanya beberapa langkah dari rumahnya....
Di negri ini, di masjid suci ini, masjid Nabawi. Pikirmu sesyahdu itu? Mungkin, di saat sebelum dan ketika adzan berkumandang. Ketika tiba waktunya sholat berjamaah? Heranku, tangisan-yang lebih menyerupai pekikan, raungan, jeritan- serentak membahana. Tak hanya satu, dua, tiga. Semua anak berlomba bagai simfoni yang memekakkan telinga! Seolah semua diserang rasa haus akan air susu ibunda-di waktu yang sama! Ummi pun kewalahan. Sembahyang sambil menggendong batita yang selain menangis, juga menendang dan menggeliat-geliat (kurasa, karna aku tak melihatnya. Bagaimana bisa? Aku pun sedang menghadapNya). Semua meraung mencari perhatian ummi yang sedang khusyuk sembahyang.
Menangislah nak....minta ampunkan dosa-dosa orangtuamu!
Menangislah nak....hingga menembus langit dan didengar oleh malaikatNya!
Menangislah nak....ingatlah kelak kau dewasa, hanya tempat inilah yang kan setia mendengar dukamu!
Menangislah nak....tenggelamlah dalam sujudmu!
Menangislah nak....sungguh Allah mendengar kerinduanmu!
Menangislah nak....atas duka yang terjadi pada saudara saudarimu di Aleppo, Ghaza, Rohingya!
Menangislah nak....mohon ampunkan kami yang tak mampu berbuat apa-apa selain donasi dan doa!
Menangislah nak...sungguh Ia adalah Dzat Yang Maha Pengampun dan Maha Pengabul Doa!
Nabawi, suatu sore di bulan Desember, dari hati seorang hamba yang kerdil-yang bila tak ingat umur-akan turut menjerit menangis memohon ampun pada Ilahi.
Ayo anak-anakku, kita ke masjid.....
Cinta Di Bongkahan Es Batu
Ini es batu. Semua juga tahu. Dingin dan kaku. Seperti ayahku. Ayah yang tak terlalu banyak bicara. Ayah yang memiliki keterbatasan cara dalam mengekspresikan kasih sayang pada anak-anaknya...
Namun dalam bongkahan-bongkahan es batu ini, ada cinta. Banyak cinta. Cinta kasih seorang ayah yang orang bilang hanya sepanjang penggalan. Kata siapa. Buktinya lelaki tua berkepala nyaris plontos ini rela masa pensiunnya diisi dengan mengasuh dua cucunya. Seorang cucu perempuan empat tahun. Seorang cucu lelaki satu setengah tahun. Ia mengasuh tanpa dibantu. Bayangkan lelah dan luar biasanya.
Cinta di bongkahan es batu. Kupersembahkan untuk ayahku. Ayah yang tampak acuh tak acuh. Selalu menyiapkan es batu, hal kedua yang dicari anak perempuannya itu sepulang bekerja-setelah mencium pipi-pipi gembil bau iler cucu-cucunya.
Dan ya! Ayahku sangat mencintaiku. Di balik kekakuan dan kecanggungannya. Ia sungguh sangat menyayangiku.
Aku sayang ayahku π
Sabtu, 20 Agustus 2016
Backpackeran Ala-ala Bandarian : Singapore
1. Tiket
pesawat
Saya: Padang-Batam: Rp.365.000,- (Lion
Air), Batam-Padang: Rp.380.000 (Citilink). Sekedar saran, kalo mau bepergian
naik armada penerbangan yang pertama tadi, bagasi sebaiknya diwrap aja, untuk
alasan keamanan J
Bayar Rp.30.000 per bag/koper. Tapi ga tau kenapa di Bandara Padang kenanya
Rp.50.000,- padahal jelas2 ketulis Rp30.000,- Hemmm. Penyakit yang harus segera
ditebas sama Angkasa Pura Padang nih.
Suami beda rute: Jakarta-Batam: 580.000,-
(Batik Air), Batam-Jakarta: 600.000 (Citilink).
2. Tiket
ferry
Per orang PP Rp.170.000,- , pajak per orang
Rp.125.000,-, kita naik BatamFast dari Harbour Bay. Agak sedikit out of plan, karena kita berencana pergi
ke Singapore pagi-pagi banget (jam 7), ternyata ferry paling pagi dari
HarbourBay menuju Sing yaitu pukul 09.30. jadi kalo mau berangkat pagian, saran
sih berangkat dari Batam Center aja.
3. Hotel
Kita prefer nginep di Batam, buat
penghematan. 1 malam tarif di Zest Hotel Harbour Bay Rp.375.000. Kita ambil 2
malam. Breakfast included. Ga ada
layanan resto 24 jam. Mau pesen resto terdekat, Bella Italia gitu. 1 piring
spageti Rp.115.000. Howee. Nyerah deh, kemahalan, akirnya kita mesen KFC aja
dari Nagoya, Rp.75.000 berdua. Hotelnya ga ada layanan spa. Hiks. Tapi bersih
dan nyaman kok. Pelayanan memuaskan. Overall recommended lah. Pas di belakang
pelabuhan soalnya. Saya mau nyimpen
breastmilk di kulkas dapur, ga boleh, tapi boleh minta es batu dari dapurnya
kapanpn.
4. Jajan2
ga jelas:
-
Belian ga jelas di Circle K: mie, coklat, levitee,
mineral water: Rp.200.000,- (tiga kali belanja)
-
Oleh2 di Orchard Nagoya Hill: mug SG:@35K,kaos
SG@25K, coklat SG @75K per 2 pack, pensil dan pena besar:@35K, parfum
ori+kotak:@750K, parfum ori+kotak tester: @650K, parfum ori ukuran mini 8mL:
@100-150K, kaos anak:@50K.
-
Makan di Kopitiam: Rp.100.000
-
Makan indomie+jeruk di bandara Hang Nadim:
Rp.70.000x2
-
Makan soto betawi+jeruk di BIM: Rp.80.000
5. In
Singapore:
-
7eleven HarbourFront: simcard singtel: 15 $ (for
5 days use, padahal ngana cuma 1 hari,
mestinya minta yang 1 hari aja, only for 6 $) pentingnya simcard lokal (buat
gw) ampun2an deh, modal banget buat nyari destinasi, naik apa kudu kemana,
pokoknya wherever I go, yang dicari duluan mestilah simcard local. Chicken ham
(1pack 2ham)+2 bottles mineral water: 6.8 $. Sumpah cuma makan siang ini doang,
saking terburu2nya pengen nerusin perjalanan. Secara kita nyampe Sing udah
kesiangan.
-
Singapore Tourist Pack for 1 day, 1 person: 20 $
(10 $ deposit, bisa diambil ketika balikin kartunya). Belinya di Ticket Office.
At the very bottom of the Vivocity Mall (HarbourFront ini ada di dalam kawasan
Vivocity). Bisa dipake buat bus, MRT, LRT (meskipun kita cuma nyobain MRT).
Pergi ke tempat tujuan utama turis2 kesini: SG landmarks. Beruntungnya,
landmarks mereka masih ada di dalam 1 kawasan. Merlion Park, Esplanade,
Singapore Flyer Marina Bay. Jadi turun MRT, jalan menyusuri SG river di tengah
terik mentari (jalan jauhhhh tapi tetep nyaman. The park yet the street sangat
sangat bersihhhh). Foto2. Udah, cabut ke tujuan kami berikutnya: Madam Tussaud
SG (biar kalo ke HK ga perlu ke Madam Tussaud lagi hahah).
MRT to Merlion Park:
From Harbourfront, naik MRT Purple
line jursan Punggol, turun di Outram Park.
Next naik Green Line jurusan Pasir
Ris, turun di Raffles Place. Ambil exit B, jalan menuju Singapore river, belok
kanan sampe ketemu Cavanah Bridge dan Hotel Fullerton. Lalu menyebrang ke
Merlion Park.
Kami balik lagi dengan rute yang
sama ke Harbourfront, sambung Sentosa Express (Sentosa Express Station ada di Lantai
3 Vivocity) menuju Madam Tussaud.
-
Sentosa Express Pass: 4 $ per person. Gw pikir
STP bisa dipake buat ke Sentosa juga, ternyata engga haha. Beli tiket lagi
menuju Sentosa Island. Ada apa aja di Sentosa? Ada Universal dan Madam Tussaud.
Kelar foto2 sepuasnya, masih ga berasa lapar, minum aja. Cocal cola+mineral
water: 6.55 $. Oke fix jatuh miskin kalo tiap hari gini. Hahaha.
To Madam Tussaud: from
HarbourFront, turun di stop kedua, Imbiah Station. Ikutin aja penunjuk arah ke
Madam Tussaud.
To Universal: from Harbourfront,
turun di stop pertama, Waterfront Station. Ikutin jalan lurus terus, sampe lihat
Chilis Resto, belok kanan, ketemu deh Globe nya USS.
After that, baru perut berasa lapar. Nerusin browsing cari tempat makan
halal. Ada 2 pilihan, kalo ga Arab Street, ya Little India. Masukin Haji Lane
dan Chinatown juga as the spot we must arrive.
Arab Street, Haji Lane, dan Sultan Mosque semua berada di kawasan. Naik MRT Red Line, turun di Bugis.
Keluar MRT di sebelah Raffles Hospital. Dari sana nyebrang ke Parkview Square.
Terusin aja cari Haji Lane, Arab St dan Sultan Mosque. Letaknya deketan. Kita
makan di Zam-zam, Arab Street. Saya pesen martabak ayam, suami pesen nasi
goreng merah rasa ayam. Porsinya luar biasa besar untuk ukuran perut saya. Ayamnya
jangan ditanya, sampe tumpaah2, alias ga pelit filling. Warbiyasak. Spicy ya,
cuma rasanya ada 1 bumbu (I cant name it) yang jarang kita pake di Indo, jadi
agak sedikit berasa aneh hehe. Plus minum the es, bayarnya: 15.8 $. Murah sih
itungannya, kalo di Indo biasa bayar segitu juga berdua, tapi makannya di mall.
Lah ini tah di resto pinggir jalan hahaha. Tapi puasss. Enak. Daripada jauh2 ke
SG masa mau makan KFC atau MCD doangan.
Udah mau magrib, udah capek. Ga keburu lagi ke Little India (padahal
turun di stationnya, entah mau kemana, lupa). Balik ke Harbourfront, beli oleh2
cokelat Magnum, coklat Hellokitty dan Frozen buat Alika, rochete, dll. Kena
berapa ya lupa. Saking kecapean. Sekitar 20 apa 30 $. Ga terlalu meratiin.
Dikasi pie coklat marshmallow for free sebungkus. Lumayan.
Oh iya, mau belanja parfum juga lumayan murah. 79 $ an. Ada yg diskon
jadi 55 $ aja. Cuma kalo kata temen sih
murahan di Batam, jadi saya ga beli parfum di sini. Perut kriukan lagi, nunggu
ferry belanja snack lagi di Old Chang Kee. Halal certified. 3.8 $ for 2. Isinya
macem2 ad rendang ayam, udang pedas, sarden. Kebanyakan sih saya belanjanya di
SG Cuma buat urusan perut. Hahaha. No shopping, kata suami. Mending saving buat
perjalanan berikutnya. Ya, kita memang baru ini dikasih kesempatan jalan2
sehabis menikah. Dulu sempat beli tiket ke Bali, ternyata saya hamil dan jadwal
berangkat pun pas saat saya melahirkan. Dulu itu belum bisa (apa saya yang
belum paham) rescheduling flight, jadi ya udah rugi gitu aja. Haha.
Sekian sharing our first backpackeran ala2 Bandarian. InsyaAllah akhir
tahun ini kita mau umroh dulu, sebelum melalang buana kemana2 lagi (baik dalam
dan luar negri). Semoga rezekinya selalu dilancarkan dan rencana2nya
dimudahkan. Aamiin.
PS; Kita sengaja bikin semua pengeluran kita, sebagai pengingat, kira2
nanti next travel kesini bisa dihematnya dimana J Dan buat teman2 yang mau liburan short trip kesini
biar ada gambaran juga. Tirimikisi
Oh ya, sedikit resep juga, ketika suami say no, ya turutin aja. No
shopping. Oke. Tahan2 aja mata ngelihat stand loccitane, ysl, chanel, etude,
innisfree, sambil say bye2. Jangan ngeluh jalan kaki, oke. Pake teplek or keds
aja. Show him good manners lah, play a good wife wkwkwk, siap2 aja besokannya
ditanyain: kita kemana lagi nih mi? Yashhhh. Sheneeeeng berlipat2. Makasih
sayaaang.
Minggu, 15 Maret 2015
Sharing Pengalaman Rekrutmen OJK 2014
Baru nyadar, saya masih punya
hutang share pengalaman tes OJK tahun lalu yak Hehehe. Maklum so busy around
here. Padahal udah di kampung sendiri and jalanan ga macet, kok malah jadi ’busy’
gajelas yaak??? Hohoho tanya kenapa.
Ok, jadi sekitar awal Oktober,
tepatnya 4 Oktober 2014, saya apply online buat OJK. Lagi musimnya CPNS itu.
Saya juga ikut CPNS isi kuota Kementerian BUMN. Tapi kayaknya ga lulus
administrasi deh, gara-gara TOEFL saya bukan IBT. Tapi gapapa. Bingung juga tesnya
harus di Jakarta, saya di Padang. Lumayan menguras kantong aja.
Jadi ketika saya udah hopeless
sama CPNS (kok saya sial mulu yaa kalo PNS mah), saya beralih ke OJK. Saya
sendiri baru tahu badan ini tahun 2013 dari teman saya, Riska (alumnus tempat
kerja saya sekarang nih hihi). 2013 OJK baru mengadakan rekrutmen. Saya sendiri
pada 2013 ikut tes di BI, jadwal BI dan OJK itu bentrok. Jadi ga mungkin apply
at the same time.
Back to OJK 2014.
1. Tahap ADM
Saya apply online cuma 5 menit
kalo ga salah. Itu pun udah di last minute. Kayak ga niat ya. Soalnya badan
baru, belum terlalu ketauan sepak terjangnya. Saya apply. Ada dua pilihan, staf
reguler or staf MLE. Berhubung pada staf reguler ga ada kategori semua jurusan,
ya udah, saya ambil MLE. Padahal setahu saya, chance nya lebih besar di
reguler. Rekrutmennya juga ada yang dilaksanakan di Padang, sementara MLE hanya
di Jakarta. Reguler rekrut sekitar 100-an orang, MLE hanya 39 orang. Tapi
bismillah aja. Namanya juga mencoba.
2. Tahap Psikotest
Ada 23 ribu orang yang ikut
psikotest ini. Rata-rata fresh graduate. Saya buluk graduate. Jadi asli udah
senior. Udah bosen banget sama soal-soal psikotestnya. Udah tau yang bakal
dihadapi. Udah yakin lolos aja. Hahaha. Tes mulai jam 1 siang sampe jam 4an
sore. Saya udah ga fokus. Gimana engga. Bolak balik mikirin pesawat balik ke
Padang jam 7 malem! Duh keburu ga yaa. Udah gelisah banget dan udah ngasal aja
sama tesnya. Paling gendek kalo ada peserta yang nanya-nanya ga penting ke
panitia, bikin molor waktu aja. Haha. Alhasil begitu dibilang selesai saya
langsung cabut tanpa basa basi. Tes selama 3,5 jam pun berhasil dilalui.
3. Tahap Psikotest Lanjutan, Wawancara dan Leadership
Discussion
Woho. Ini saya bener-bener
fatal lohh. Saya ngeliat jadwal reguler coba. Saya pikir ini tahap Psikotest 2
dan Kemampuan Bahasa Inggris. Ternyataaa...setelah psikotest yang bikin sakit
kepala sampe jam 1 siang, dilanjutkan dengan diskusi grup dan wawancara...taraaaa....
Sama sekali engga prepare. Tapi dipikir-pikir mau preparation macam apa emang.
Cukup jadi diri sendiri senyantai dan senyaman mungkin kan? Plus jujur aja.
Psikotest pagi ampe jam 1 itu
kelihatanya serupa tapi tak sama dengan psikotest tahap 1. Yang ditanya
sebenernya itu ke itu juga. Cuma cara mereka menanyakan is much more complicated.
Gilakkk pala ampe panas hahah. They are asking you every details about you!
Nahh masuk ke diskusi grup
nih. Ada 6 orang. I am the ony woman at the group. And believe or not, i am the
only one who pass to the next step hehe. Cukup mencengangkan sebenarnya. Saya bicara
hanya seperlunya, hanya saja saya membantu memulai diskusi dan menuliskan
rangkuman di papan tulis yang disediakan. Biarlah para lelaki ini yang berdebat
ahaha.
Jadi ada 8 topik. Each topic
kita harus memilih setuju atau tidak setuju. Para lelaki ini setuju semua
sodara sodaraaa. Walaupun mereka menyanggah, mereka bilang setuju terlebih
dulu, baru kemudian pake tapi.... Setuju sih, tapi lebih baik begini.... Saya?
I dare to say not agree to three topics! Imagine how dare i am! Ya emang kalo
ga setuju bilang ga setuju. Jangan setuju eh taunya pake tapi. Tips aja kali
yak.... Berani aja bilang engga. Mereka ga menilai kepatuhan kita pada isi
topik kok. Tapi mau lihat isi kepala kita. Tapi juga jangan asbun. Jangan
menyela lawan bicara. Banyakin senyum. Teman-teman satu grup ini pada
hebat-hebat. Udah pada manajer or supervisor, masih pada muda. Sejujurnya,
pertama malah saya yang minder. But heyyy i am pretty young and great too
right? (muji diri sendiri blehhh. Habisnya sapa lagi yang mau muji). Jadi saya
banyak-banyakin senyum dah. Senyum siap tempur sebenernya nyahaha.
Nah, selesai diskusi grup,
kita diminta menunggu sejenak untuk wawancara dengan psikolog. Ya kali buat
yang kepanggil pertama itungannya cuma sejenak. Lah saya yang kebagian
wawancara kelima ya lumayan juga. Satu orang rata-rata diwawancara 40-60 menit.
Mwehehe. Asli energi udah abis. Untungnya, tiket pesawat dipesen hari Senin
pagi-pagi sekali. Belajar dari pengalaman minggu lalu soalnya. Waktu tes
unpredictable. Daripada tiketnya angus mendingan ijin sama boss kalau Senin
pagi bakalan telat datang (dan jangan lupa bawain oleh-oleh yak biar kalo
telatnya rada lama kan ada senjata buat melunakkan hatinya hahak).
Berhubung waktu tes masih
lamaaa kuadrat, saya rencana mau makan dulu. Ada peserta lain yang lantas
mengajak saya makan. Berdua saja (uhuk). I say no for sure. Masa makan
berduaan. Demi kesopanan saya bilang engga lapar. Tapi berhubung perut udah
merintih, saya pergi makan juga, sama...siapa lagi kalo bukan suami saya yang
setia menemani saya sepanjang masa hihi. Habis makan dan sholat magrib, saya
pun langsung ke atas. Saya ajak suami. Niatnya biar ada tau saya udah bersuami
gitu loh (bahhh geer kali kau punnnn). Suami tadinya ga mau tapi saya paksa.
Akhirnya, karena emang ga ada tempat buat suami nunggu di lantai atas, jadi si
suami balik lagi turun ke bawah. Dan saya pun diwawancara.
Quite simple for sure. Cuma
saya udah ga ada tenaga. Maklum emak-emak capek banget. Kita ga usah serius
amat ya, udah malem. Kata si pewawancara. Jadilah saya saking santainya malah
minta ulang pertanyaan terus. Habis emang omongan si pewawancara udah ga jelas.
Suaranya alus banget. Udah kecapean kayaknya. Mendingan nanya dong daripada
ngasal jawab. Pada intinya sih ini cuma wawancara konsistensi. Waktu psikotest
kan kita dikasih delapan pertanyaan. Dan kita jawab, based on our personal
experience at work. Jujurlah saya apa adanya. Saya bilang jujur bukan berarti
saya mengeluh habis-habisan. Langsung dicoret itu mah. Ditanyain bad times,
good times. Ditanyain pernah dibikin stress ga sama kerjaan. Dengan ndablegnya
saya jawab: ngapain kerjaan sampe bikin stress? Kalo kerja bikin stress mending
berhenti. Saya orangnya ga terlalu memikirkan ribetnya kerjaan. I don’t take it
to my personal life. Saya ketawa aja kalo ada masalah kerjaan mah.
Gitu.
Kok bisa lolos ya gw? Byahaha.
Habis itu biasalah, ditanyain
kenapa mau berhenti dari kerjaan sekarang. Sekali lagi jawab ngeyel. Ibarat
aktor, kalo udah kenyang main film biasa, pasti next ngincar film kaliber
oscar. Atau aktris yang udah kenyang main serial drama musikal di TV , pasti
pengen nyoba menjajah Broadway.
Demikianlah.
Dan saya melaju ke babak berikutnya..... (diiringi pandangan heran orang-orang haha).
Dan saya melaju ke babak berikutnya..... (diiringi pandangan heran orang-orang haha).
4. Tahap Wawancara User
Ah tahap pasrah ini mah udah.
42 ribu orang menciut jadi 128 orang. Nyampe top 128 aja buat saya udah
keajaiban besar. Terimakasih ya Allah udah dikasih ketemu sama teman-teman hebat
ini. Masya Allah, saya makin merasa saya tuh ga ada apa-apanya, apa yang patut
saya sombongkan di dunia? Berkumpullah orang-orang pilihan dari seluruh
Indonesia. Satu kesamaannya: how could they be so so so humble? Smart dan
humble. Dan semua memang diakui sama usersnya, kalian yang sampai pada tahap
ini adalah pilihan, kami menghargai mereka yang mau belajar, bukan mereka yang pintar.
Kami mencari kepribadian yang baik, karena kebaikan itu mendasar, tak dapat
dipoles. Kepintaran dan kecakapan mudah dipoles. Sekarang, tinggal menentukan
apakah OJK adalah rejeki kalian. Tidak lolos dari sini jangan berkecil hati.
Kalian semua pantas. Namun kami tentu harus membuat prioritas.
Adalah Divisi SDM, Divisi EPK
(Edukasi dan Perlindungan Konsumen), dan Divisi Pendidikan yang turun mewawancara
kami. Kami ada 4 kelompok, 1 kelompok terdiri dari 8 orang. Total semua yang
diinterview user hari itu adalah 32 orang. Wawancara user ada 4 hari. Jadi ya,
kami semua tinggal 128 orang. Jika ini rekrutmen staf reguler, kami semua akan
melenggang. Namun sayang namun malang, hanya ada 39 orang yang akan dipilih
menjadi staf MLE OJK.
Dan saya, kali ini bukan satu
di antaranya.
*background musik sedih dong
pliss hahaha*
Nah, disini saya
menimbang-nimbang, kira-kira dimana letak kesalahan saya. Kelebihan saya, saya
kalo punya salah sadar, kok. Cuma ya itu, kadang masih suka diulang-ulang bikin
salahnya wakakak.
Ini saya jabarin dikit
yaaa....
-
Ketika
ditanyakan SIAPA sasaran edukasi OJK, saya menjawab kalangan menengah ke bawah
tanpa menjelaskan mengapa dan siapa tepatnya. Tepatnya, sasaran edukasi OJK
adalah pelajar dan pelaku UMKM :) Jadi ini a big hole banget, saya mau jadi
edukator OJK, masa saya ga tau siapa yang mau jadi sasaran saya. Kecolongan
banget. Saya emang udah kecapean bolak balik Padang Jakarta kayaknya (alesan
uh). Jadi saran saya, jika mau dapetin chemistry sama usersnya pelajarilah
banyak-banyak mengenai perusahaan mereka. In any department. Apalagi kalo
mereka menekankan Multi Level or Pegawai Muda. No specific description.
Seenggaknya yang umum-umum tahulah, Saya kebanyakan baca di bagian pengawas
jasa keuangannya sih. Ternyata mereka merekrutnya untuk edukasi. Saya
kecolongan. Nangis deh sesenggukan. Tapi overall wawancara oke kok. Users
sangat welcome dan simpatik. They explore us in best way deh pokoknya. Oh iya,
saya dan satu orang teman lainnya diwawancara pake bahasa Inggris. Yang lain pake
Indo. Agak belepotan deh jadinya saya haha. Waktu wawancara 1 jam per orang.
Saya sepertinya kebagian nomor buntut terus. Jadilah sempet makan siang sama
suami dulu. Waiting takes so much energy juga yak.
-
Ketika
ditanyakan kesediaan penempatan, saya terlalu selfish. Saya terlalu memaksakan
diri agar diterima. Saya jawab kemana aja siap. Suami gimana? Suami bisa
ngikut. Kalau diklat anak gimana? Anak dititip mertua.
Heloooow, kesannya kan saya
menggampangkan urusan suami dan anak. Saya seharusnya lebih hati-hati menjawab.
Tidak selamanya suami saya bisa mengikuti saya ke tempat tugas, karena itu ada
saatnya saya yang akan meminta bertugas agar satu kota dengan suami. Begitulah kiranya.
How could i be so selfish at that time? Saya udah masuk fase serius sih ya.
Fase ngga boleh gagal-soalnya udah tinggal sedikit lagi. Jadi saya terkesan
memaksakan semuanya sempurna untuk OJK. Bisa jadi mereka menilai saya lip
service kan? Harusnya saya jawab sesuai isi hati saya-like i did in the
interview before. Jadi begitulah. Berharap tidak akan terulang lagi di masa
depan. Aamiin.
5. Tahap Kesehatan
Nah, berhubung saya tidak ikut
tahap ini, jadi saya cuma bisa cerita sekelumit. Tes kesehatan 2 hari. Hari
pertama periksa lab di kimia farma. Cuma tes urin dan darah. Keesokan harinya
baru tes lengkap di RSPAD Gatot Subroto. Tepatnya apa aja saya lupa. Udah nanya
sih sama teman-teman yang lolos, tapi berhubung ga mengalami sendiri jadinya
saya lupa deh. Masa mau nanya lagi?? Hehe.
Nah sekian dulu ya sharing OJK-nya.
Semoga tahun ini adalah tahun saya, tahun kita semua untuk bersinar! Di OJK
atau bukan, tetaplah bersinarrrr.....
Langganan:
Postingan (Atom)