Senin, 19 Desember 2016

Simfoni Langit Nabawi


Bagaimana suasana masjid di negrimu? Hening dan syahdu? Tak tampak balita, apalagi bayi yang baru bisa merangkak, yang digendong ummi-umminya ke masjid-masjid. Tak elok, kata sebagian orang. Anak kecil ribut, takut nanti mengganggu ibadah yang lainnya. Banyak ummi, termasuk saya (ngaku haha), menjadikan alasan memiliki balita sebagai excuse-untuk tak ke masjid-terutama tarawihan d bulan puasa.... Ah ah ah ruginya....Padahal masjid hanya beberapa langkah dari rumahnya....

Di negri ini, di masjid suci ini, masjid Nabawi. Pikirmu sesyahdu itu? Mungkin, di saat sebelum dan ketika adzan berkumandang. Ketika tiba waktunya sholat berjamaah? Heranku, tangisan-yang lebih menyerupai pekikan, raungan, jeritan- serentak membahana. Tak hanya satu, dua, tiga. Semua anak berlomba bagai simfoni yang memekakkan telinga! Seolah semua diserang rasa haus akan air susu ibunda-di waktu yang sama! Ummi pun kewalahan. Sembahyang sambil menggendong batita yang selain menangis, juga menendang dan menggeliat-geliat (kurasa, karna aku tak melihatnya. Bagaimana bisa? Aku pun sedang menghadapNya). Semua meraung mencari perhatian ummi yang sedang khusyuk sembahyang.

Menangislah nak....minta ampunkan dosa-dosa orangtuamu!
Menangislah nak....hingga menembus langit dan didengar oleh malaikatNya!
Menangislah nak....ingatlah kelak kau dewasa, hanya tempat inilah yang kan setia mendengar dukamu!
Menangislah nak....tenggelamlah dalam sujudmu!
Menangislah nak....sungguh Allah mendengar kerinduanmu!
Menangislah nak....atas duka yang terjadi pada saudara saudarimu di Aleppo, Ghaza, Rohingya!
Menangislah nak....mohon ampunkan kami yang tak mampu berbuat apa-apa selain donasi dan doa!
Menangislah nak...sungguh Ia adalah Dzat Yang Maha Pengampun dan Maha Pengabul Doa!


Nabawi, suatu sore di bulan Desember, dari hati seorang hamba yang kerdil-yang bila tak ingat umur-akan turut menjerit menangis memohon ampun pada Ilahi.

Ayo anak-anakku, kita ke masjid.....


Cinta Di Bongkahan Es Batu


Ini es batu. Semua juga tahu. Dingin dan kaku. Seperti ayahku. Ayah yang tak terlalu banyak bicara. Ayah yang memiliki keterbatasan cara dalam mengekspresikan kasih sayang pada anak-anaknya...

Namun dalam bongkahan-bongkahan es batu ini, ada cinta. Banyak cinta. Cinta kasih seorang ayah yang orang bilang hanya sepanjang penggalan. Kata siapa. Buktinya lelaki tua berkepala nyaris plontos ini rela masa pensiunnya diisi dengan mengasuh dua cucunya. Seorang cucu perempuan empat tahun. Seorang cucu lelaki satu setengah tahun. Ia mengasuh tanpa dibantu. Bayangkan lelah dan luar biasanya.

Cinta di bongkahan es batu. Kupersembahkan untuk ayahku. Ayah yang tampak acuh tak acuh. Selalu menyiapkan es batu, hal kedua yang dicari anak perempuannya itu sepulang bekerja-setelah mencium pipi-pipi gembil bau iler cucu-cucunya.

Dan ya! Ayahku sangat mencintaiku. Di balik kekakuan dan kecanggungannya. Ia sungguh sangat menyayangiku.

Aku sayang ayahku 😊


Sabtu, 20 Agustus 2016

Backpackeran Ala-ala Bandarian : Singapore



1.       Tiket pesawat
Saya: Padang-Batam: Rp.365.000,- (Lion Air), Batam-Padang: Rp.380.000 (Citilink). Sekedar saran, kalo mau bepergian naik armada penerbangan yang pertama tadi, bagasi sebaiknya diwrap aja, untuk alasan keamanan J Bayar Rp.30.000 per bag/koper. Tapi ga tau kenapa di Bandara Padang kenanya Rp.50.000,- padahal jelas2 ketulis Rp30.000,- Hemmm. Penyakit yang harus segera ditebas sama Angkasa Pura Padang nih.
Suami beda rute: Jakarta-Batam: 580.000,- (Batik Air), Batam-Jakarta: 600.000 (Citilink).
2.       Tiket ferry
Per orang PP Rp.170.000,- , pajak per orang Rp.125.000,-, kita naik BatamFast dari Harbour Bay. Agak sedikit out of plan, karena kita berencana pergi ke Singapore pagi-pagi banget (jam 7), ternyata ferry paling pagi dari HarbourBay menuju Sing yaitu pukul 09.30. jadi kalo mau berangkat pagian, saran sih berangkat dari Batam Center aja.
3.       Hotel
Kita prefer nginep di Batam, buat penghematan. 1 malam tarif di Zest Hotel Harbour Bay Rp.375.000. Kita ambil 2 malam. Breakfast included. Ga ada layanan resto 24 jam. Mau pesen resto terdekat, Bella Italia gitu. 1 piring spageti Rp.115.000. Howee. Nyerah deh, kemahalan, akirnya kita mesen KFC aja dari Nagoya, Rp.75.000 berdua. Hotelnya ga ada layanan spa. Hiks. Tapi bersih dan nyaman kok. Pelayanan memuaskan. Overall recommended lah. Pas di belakang pelabuhan  soalnya. Saya mau nyimpen breastmilk di kulkas dapur, ga boleh, tapi boleh minta es batu dari dapurnya kapanpn.
4.       Jajan2 ga jelas:
-          Belian ga jelas di Circle K: mie, coklat, levitee, mineral water: Rp.200.000,- (tiga kali belanja)
-          Oleh2 di Orchard Nagoya Hill: mug SG:@35K,kaos SG@25K, coklat SG @75K per 2 pack, pensil dan pena besar:@35K, parfum ori+kotak:@750K, parfum ori+kotak tester: @650K, parfum ori ukuran mini 8mL: @100-150K, kaos anak:@50K.
-          Makan di Kopitiam: Rp.100.000
-          Makan indomie+jeruk di bandara Hang Nadim: Rp.70.000x2
-          Makan soto betawi+jeruk di BIM: Rp.80.000
5.       In Singapore:
-          7eleven HarbourFront: simcard singtel: 15 $ (for  5 days use, padahal ngana cuma 1 hari, mestinya minta yang 1 hari aja, only for 6 $) pentingnya simcard lokal (buat gw) ampun2an deh, modal banget buat nyari destinasi, naik apa kudu kemana, pokoknya wherever I go, yang dicari duluan mestilah simcard local. Chicken ham (1pack 2ham)+2 bottles mineral water: 6.8 $. Sumpah cuma makan siang ini doang, saking terburu2nya pengen nerusin perjalanan. Secara kita nyampe Sing udah kesiangan.



-          Singapore Tourist Pack for 1 day, 1 person: 20 $ (10 $ deposit, bisa diambil ketika balikin kartunya). Belinya di Ticket Office. At the very bottom of the Vivocity Mall (HarbourFront ini ada di dalam kawasan Vivocity). Bisa dipake buat bus, MRT, LRT (meskipun kita cuma nyobain MRT). Pergi ke tempat tujuan utama turis2 kesini: SG landmarks. Beruntungnya, landmarks mereka masih ada di dalam 1 kawasan. Merlion Park, Esplanade, Singapore Flyer Marina Bay. Jadi turun MRT, jalan menyusuri SG river di tengah terik mentari (jalan jauhhhh tapi tetep nyaman. The park yet the street sangat sangat bersihhhh). Foto2. Udah, cabut ke tujuan kami berikutnya: Madam Tussaud SG (biar kalo ke HK ga perlu ke Madam Tussaud lagi hahah).

MRT to Merlion Park:
From Harbourfront, naik MRT Purple line jursan Punggol, turun di Outram Park.
Next naik Green Line jurusan Pasir Ris, turun di Raffles Place. Ambil exit B, jalan menuju Singapore river, belok kanan sampe ketemu Cavanah Bridge dan Hotel Fullerton. Lalu menyebrang ke Merlion Park.
Kami balik lagi dengan rute yang sama ke Harbourfront, sambung Sentosa Express (Sentosa Express Station ada di Lantai 3 Vivocity)  menuju Madam Tussaud.




-          Sentosa Express Pass: 4 $ per person. Gw pikir STP bisa dipake buat ke Sentosa juga, ternyata engga haha. Beli tiket lagi menuju Sentosa Island. Ada apa aja di Sentosa? Ada Universal dan Madam Tussaud. Kelar foto2 sepuasnya, masih ga berasa lapar, minum aja. Cocal cola+mineral water: 6.55 $. Oke fix jatuh miskin kalo tiap hari gini. Hahaha.


To Madam Tussaud: from HarbourFront, turun di stop kedua, Imbiah Station. Ikutin aja penunjuk arah ke Madam Tussaud.
To Universal: from Harbourfront, turun di stop pertama, Waterfront Station. Ikutin jalan lurus terus, sampe lihat Chilis Resto, belok kanan, ketemu deh Globe nya USS.


After that, baru perut berasa lapar. Nerusin browsing cari tempat makan halal. Ada 2 pilihan, kalo ga Arab Street, ya Little India. Masukin Haji Lane dan Chinatown juga as the spot we must arrive.

Arab Street, Haji Lane, dan Sultan Mosque semua berada di  kawasan. Naik MRT Red Line, turun di Bugis. Keluar MRT di sebelah Raffles Hospital. Dari sana nyebrang ke Parkview Square. Terusin aja cari Haji Lane, Arab St dan Sultan Mosque. Letaknya deketan. Kita makan di Zam-zam, Arab Street. Saya pesen martabak ayam, suami pesen nasi goreng merah rasa ayam. Porsinya luar biasa besar untuk ukuran perut saya. Ayamnya jangan ditanya, sampe tumpaah2, alias ga pelit filling. Warbiyasak. Spicy ya, cuma rasanya ada 1 bumbu (I cant name it) yang jarang kita pake di Indo, jadi agak sedikit berasa aneh hehe. Plus minum the es, bayarnya: 15.8 $. Murah sih itungannya, kalo di Indo biasa bayar segitu juga berdua, tapi makannya di mall. Lah ini tah di resto pinggir jalan hahaha. Tapi puasss. Enak. Daripada jauh2 ke SG masa mau makan KFC atau MCD doangan.

Udah mau magrib, udah capek. Ga keburu lagi ke Little India (padahal turun di stationnya, entah mau kemana, lupa). Balik ke Harbourfront, beli oleh2 cokelat Magnum, coklat Hellokitty dan Frozen buat Alika, rochete, dll. Kena berapa ya lupa. Saking kecapean. Sekitar 20 apa 30 $. Ga terlalu meratiin. Dikasi pie coklat marshmallow for free sebungkus. Lumayan.

Oh iya, mau belanja parfum juga lumayan murah. 79 $ an. Ada yg diskon jadi  55 $ aja. Cuma kalo kata temen sih murahan di Batam, jadi saya ga beli parfum di sini. Perut kriukan lagi, nunggu ferry belanja snack lagi di Old Chang Kee. Halal certified. 3.8 $ for 2. Isinya macem2 ad rendang ayam, udang pedas, sarden. Kebanyakan sih saya belanjanya di SG Cuma buat urusan perut. Hahaha. No shopping, kata suami. Mending saving buat perjalanan berikutnya. Ya, kita memang baru ini dikasih kesempatan jalan2 sehabis menikah. Dulu sempat beli tiket ke Bali, ternyata saya hamil dan jadwal berangkat pun pas saat saya melahirkan. Dulu itu belum bisa (apa saya yang belum paham) rescheduling flight, jadi ya udah rugi gitu aja. Haha.
Sekian sharing our first backpackeran ala2 Bandarian. InsyaAllah akhir tahun ini kita mau umroh dulu, sebelum melalang buana kemana2 lagi (baik dalam dan luar negri). Semoga rezekinya selalu dilancarkan dan rencana2nya dimudahkan. Aamiin.

PS; Kita sengaja bikin semua pengeluran kita, sebagai pengingat, kira2 nanti next travel kesini bisa dihematnya dimana J Dan buat teman2 yang mau liburan short trip kesini biar ada gambaran juga. Tirimikisi

Oh ya, sedikit resep juga, ketika suami say no, ya turutin aja. No shopping. Oke. Tahan2 aja mata ngelihat stand loccitane, ysl, chanel, etude, innisfree, sambil say bye2. Jangan ngeluh jalan kaki, oke. Pake teplek or keds aja. Show him good manners lah, play a good wife wkwkwk, siap2 aja besokannya ditanyain: kita kemana lagi nih mi? Yashhhh. Sheneeeeng berlipat2. Makasih sayaaang.

Minggu, 15 Maret 2015

Sharing Pengalaman Rekrutmen OJK 2014




Baru nyadar, saya masih punya hutang share pengalaman tes OJK tahun lalu yak Hehehe. Maklum so busy around here. Padahal udah di kampung sendiri and jalanan ga macet, kok malah jadi ’busy’ gajelas yaak??? Hohoho tanya kenapa.
Ok, jadi sekitar awal Oktober, tepatnya 4 Oktober 2014, saya apply online buat OJK. Lagi musimnya CPNS itu. Saya juga ikut CPNS isi kuota Kementerian BUMN. Tapi kayaknya ga lulus administrasi deh, gara-gara TOEFL saya bukan IBT. Tapi gapapa. Bingung juga tesnya harus di Jakarta, saya di Padang. Lumayan menguras kantong aja.
Jadi ketika saya udah hopeless sama CPNS (kok saya sial mulu yaa kalo PNS mah), saya beralih ke OJK. Saya sendiri baru tahu badan ini tahun 2013 dari teman saya, Riska (alumnus tempat kerja saya sekarang nih hihi). 2013 OJK baru mengadakan rekrutmen. Saya sendiri pada 2013 ikut tes di BI, jadwal BI dan OJK itu bentrok. Jadi ga mungkin apply at the same time.
Back to OJK 2014.
1.      Tahap ADM
Saya apply online cuma 5 menit kalo ga salah. Itu pun udah di last minute. Kayak ga niat ya. Soalnya badan baru, belum terlalu ketauan sepak terjangnya. Saya apply. Ada dua pilihan, staf reguler or staf MLE. Berhubung pada staf reguler ga ada kategori semua jurusan, ya udah, saya ambil MLE. Padahal setahu saya, chance nya lebih besar di reguler. Rekrutmennya juga ada yang dilaksanakan di Padang, sementara MLE hanya di Jakarta. Reguler rekrut sekitar 100-an orang, MLE hanya 39 orang. Tapi bismillah aja. Namanya juga mencoba.
2.      Tahap Psikotest
Ada 23 ribu orang yang ikut psikotest ini. Rata-rata fresh graduate. Saya buluk graduate. Jadi asli udah senior. Udah bosen banget sama soal-soal psikotestnya. Udah tau yang bakal dihadapi. Udah yakin lolos aja. Hahaha. Tes mulai jam 1 siang sampe jam 4an sore. Saya udah ga fokus. Gimana engga. Bolak balik mikirin pesawat balik ke Padang jam 7 malem! Duh keburu ga yaa. Udah gelisah banget dan udah ngasal aja sama tesnya. Paling gendek kalo ada peserta yang nanya-nanya ga penting ke panitia, bikin molor waktu aja. Haha. Alhasil begitu dibilang selesai saya langsung cabut tanpa basa basi. Tes selama 3,5 jam pun berhasil dilalui.
3.      Tahap Psikotest Lanjutan, Wawancara dan Leadership Discussion
Woho. Ini saya bener-bener fatal lohh. Saya ngeliat jadwal reguler coba. Saya pikir ini tahap Psikotest 2 dan Kemampuan Bahasa Inggris. Ternyataaa...setelah psikotest yang bikin sakit kepala sampe jam 1 siang, dilanjutkan dengan diskusi grup dan wawancara...taraaaa.... Sama sekali engga prepare. Tapi dipikir-pikir mau preparation macam apa emang. Cukup jadi diri sendiri senyantai dan senyaman mungkin kan? Plus jujur aja.
Psikotest pagi ampe jam 1 itu kelihatanya serupa tapi tak sama dengan psikotest tahap 1. Yang ditanya sebenernya itu ke itu juga. Cuma cara mereka menanyakan is much more complicated. Gilakkk pala ampe panas hahah. They are asking you every details about you!
Nahh masuk ke diskusi grup nih. Ada 6 orang. I am the ony woman at the group. And believe or not, i am the only one who pass to the next step hehe. Cukup mencengangkan sebenarnya. Saya bicara hanya seperlunya, hanya saja saya membantu memulai diskusi dan menuliskan rangkuman di papan tulis yang disediakan. Biarlah para lelaki ini yang berdebat ahaha.
Jadi ada 8 topik. Each topic kita harus memilih setuju atau tidak setuju. Para lelaki ini setuju semua sodara sodaraaa. Walaupun mereka menyanggah, mereka bilang setuju terlebih dulu, baru kemudian pake tapi.... Setuju sih, tapi lebih baik begini.... Saya? I dare to say not agree to three topics! Imagine how dare i am! Ya emang kalo ga setuju bilang ga setuju. Jangan setuju eh taunya pake tapi. Tips aja kali yak.... Berani aja bilang engga. Mereka ga menilai kepatuhan kita pada isi topik kok. Tapi mau lihat isi kepala kita. Tapi juga jangan asbun. Jangan menyela lawan bicara. Banyakin senyum. Teman-teman satu grup ini pada hebat-hebat. Udah pada manajer or supervisor, masih pada muda. Sejujurnya, pertama malah saya yang minder. But heyyy i am pretty young and great too right? (muji diri sendiri blehhh. Habisnya sapa lagi yang mau muji). Jadi saya banyak-banyakin senyum dah. Senyum siap tempur sebenernya nyahaha.
Nah, selesai diskusi grup, kita diminta menunggu sejenak untuk wawancara dengan psikolog. Ya kali buat yang kepanggil pertama itungannya cuma sejenak. Lah saya yang kebagian wawancara kelima ya lumayan juga. Satu orang rata-rata diwawancara 40-60 menit. Mwehehe. Asli energi udah abis. Untungnya, tiket pesawat dipesen hari Senin pagi-pagi sekali. Belajar dari pengalaman minggu lalu soalnya. Waktu tes unpredictable. Daripada tiketnya angus mendingan ijin sama boss kalau Senin pagi bakalan telat datang (dan jangan lupa bawain oleh-oleh yak biar kalo telatnya rada lama kan ada senjata buat melunakkan hatinya hahak).
Berhubung waktu tes masih lamaaa kuadrat, saya rencana mau makan dulu. Ada peserta lain yang lantas mengajak saya makan. Berdua saja (uhuk). I say no for sure. Masa makan berduaan. Demi kesopanan saya bilang engga lapar. Tapi berhubung perut udah merintih, saya pergi makan juga, sama...siapa lagi kalo bukan suami saya yang setia menemani saya sepanjang masa hihi. Habis makan dan sholat magrib, saya pun langsung ke atas. Saya ajak suami. Niatnya biar ada tau saya udah bersuami gitu loh (bahhh geer kali kau punnnn). Suami tadinya ga mau tapi saya paksa. Akhirnya, karena emang ga ada tempat buat suami nunggu di lantai atas, jadi si suami balik lagi turun ke bawah. Dan saya pun diwawancara.
Quite simple for sure. Cuma saya udah ga ada tenaga. Maklum emak-emak capek banget. Kita ga usah serius amat ya, udah malem. Kata si pewawancara. Jadilah saya saking santainya malah minta ulang pertanyaan terus. Habis emang omongan si pewawancara udah ga jelas. Suaranya alus banget. Udah kecapean kayaknya. Mendingan nanya dong daripada ngasal jawab. Pada intinya sih ini cuma wawancara konsistensi. Waktu psikotest kan kita dikasih delapan pertanyaan. Dan kita jawab, based on our personal experience at work. Jujurlah saya apa adanya. Saya bilang jujur bukan berarti saya mengeluh habis-habisan. Langsung dicoret itu mah. Ditanyain bad times, good times. Ditanyain pernah dibikin stress ga sama kerjaan. Dengan ndablegnya saya jawab: ngapain kerjaan sampe bikin stress? Kalo kerja bikin stress mending berhenti. Saya orangnya ga terlalu memikirkan ribetnya kerjaan. I don’t take it to my personal life. Saya ketawa aja kalo ada masalah kerjaan mah.
Gitu.
Kok bisa lolos ya gw? Byahaha.
Habis itu biasalah, ditanyain kenapa mau berhenti dari kerjaan sekarang. Sekali lagi jawab ngeyel. Ibarat aktor, kalo udah kenyang main film biasa, pasti next ngincar film kaliber oscar. Atau aktris yang udah kenyang main serial drama musikal di TV , pasti pengen nyoba menjajah Broadway.
Demikianlah.
Dan saya melaju ke babak berikutnya..... (diiringi pandangan heran orang-orang haha).
4.      Tahap Wawancara User
Ah tahap pasrah ini mah udah. 42 ribu orang menciut jadi 128 orang. Nyampe top 128 aja buat saya udah keajaiban besar. Terimakasih ya Allah udah dikasih ketemu sama teman-teman hebat ini. Masya Allah, saya makin merasa saya tuh ga ada apa-apanya, apa yang patut saya sombongkan di dunia? Berkumpullah orang-orang pilihan dari seluruh Indonesia. Satu kesamaannya: how could they be so so so humble? Smart dan humble. Dan semua memang diakui sama usersnya, kalian yang sampai pada tahap ini adalah pilihan, kami menghargai mereka yang mau belajar, bukan mereka yang pintar. Kami mencari kepribadian yang baik, karena kebaikan itu mendasar, tak dapat dipoles. Kepintaran dan kecakapan mudah dipoles. Sekarang, tinggal menentukan apakah OJK adalah rejeki kalian. Tidak lolos dari sini jangan berkecil hati. Kalian semua pantas. Namun kami tentu harus membuat prioritas.
Adalah Divisi SDM, Divisi EPK (Edukasi dan Perlindungan Konsumen), dan Divisi Pendidikan yang turun mewawancara kami. Kami ada 4 kelompok, 1 kelompok terdiri dari 8 orang. Total semua yang diinterview user hari itu adalah 32 orang. Wawancara user ada 4 hari. Jadi ya, kami semua tinggal 128 orang. Jika ini rekrutmen staf reguler, kami semua akan melenggang. Namun sayang namun malang, hanya ada 39 orang yang akan dipilih menjadi staf MLE OJK.
Dan saya, kali ini bukan satu di antaranya.
*background musik sedih dong pliss hahaha*
Nah, disini saya menimbang-nimbang, kira-kira dimana letak kesalahan saya. Kelebihan saya, saya kalo punya salah sadar, kok. Cuma ya itu, kadang masih suka diulang-ulang bikin salahnya wakakak.
Ini saya jabarin dikit yaaa....
-          Ketika ditanyakan SIAPA sasaran edukasi OJK, saya menjawab kalangan menengah ke bawah tanpa menjelaskan mengapa dan siapa tepatnya. Tepatnya, sasaran edukasi OJK adalah pelajar dan pelaku UMKM :) Jadi ini a big hole banget, saya mau jadi edukator OJK, masa saya ga tau siapa yang mau jadi sasaran saya. Kecolongan banget. Saya emang udah kecapean bolak balik Padang Jakarta kayaknya (alesan uh). Jadi saran saya, jika mau dapetin chemistry sama usersnya pelajarilah banyak-banyak mengenai perusahaan mereka. In any department. Apalagi kalo mereka menekankan Multi Level or Pegawai Muda. No specific description. Seenggaknya yang umum-umum tahulah, Saya kebanyakan baca di bagian pengawas jasa keuangannya sih. Ternyata mereka merekrutnya untuk edukasi. Saya kecolongan. Nangis deh sesenggukan. Tapi overall wawancara oke kok. Users sangat welcome dan simpatik. They explore us in best way deh pokoknya. Oh iya, saya dan satu orang teman lainnya diwawancara pake bahasa Inggris. Yang lain pake Indo. Agak belepotan deh jadinya saya haha. Waktu wawancara 1 jam per orang. Saya sepertinya kebagian nomor buntut terus. Jadilah sempet makan siang sama suami dulu. Waiting takes so much energy juga yak.
-          Ketika ditanyakan kesediaan penempatan, saya terlalu selfish. Saya terlalu memaksakan diri agar diterima. Saya jawab kemana aja siap. Suami gimana? Suami bisa ngikut. Kalau diklat anak gimana? Anak dititip mertua.
Heloooow, kesannya kan saya menggampangkan urusan suami dan anak. Saya seharusnya lebih hati-hati menjawab. Tidak selamanya suami saya bisa mengikuti saya ke tempat tugas, karena itu ada saatnya saya yang akan meminta bertugas agar satu kota dengan suami. Begitulah kiranya. How could i be so selfish at that time? Saya udah masuk fase serius sih ya. Fase ngga boleh gagal-soalnya udah tinggal sedikit lagi. Jadi saya terkesan memaksakan semuanya sempurna untuk OJK. Bisa jadi mereka menilai saya lip service kan? Harusnya saya jawab sesuai isi hati saya-like i did in the interview before. Jadi begitulah. Berharap tidak akan terulang lagi di masa depan. Aamiin.
5.      Tahap Kesehatan
Nah, berhubung saya tidak ikut tahap ini, jadi saya cuma bisa cerita sekelumit. Tes kesehatan 2 hari. Hari pertama periksa lab di kimia farma. Cuma tes urin dan darah. Keesokan harinya baru tes lengkap di RSPAD Gatot Subroto. Tepatnya apa aja saya lupa. Udah nanya sih sama teman-teman yang lolos, tapi berhubung ga mengalami sendiri jadinya saya lupa deh. Masa mau nanya lagi?? Hehe.
Nah sekian dulu ya sharing OJK-nya. Semoga tahun ini adalah tahun saya, tahun kita semua untuk bersinar! Di OJK atau bukan, tetaplah bersinarrrr.....

Sabtu, 14 Maret 2015

Contoh Surat Mutasi Barter Antar Kanwil

Berhubung banyak yang nanya dan minta contoh surat mutasi saya, silahkan disimak berikut ini yakk. Kebetulan yang punya saya ga nemu jadi pake contekan ini aja :) Monggo dicopy paste. Kalo nanya lagi gimana resepnya biar bisa berhasil ya....sering-sering ajuin aja. Sambil berdoa yang banyak. Hehehe. Lebih baik lagi jika kita bisa memastikan sendiri suratnya sampai ke tangan yang benar. Selamat mencoba, semoga berhasil !



                                                                                    Jakarta, 29 Desember 2011
                       
                                                                                    Kepada Yth,
                                                                                    Direktur Umum & SDM                                                                                                                             *******************         
                                                                                    di.-
                                                                                           JAKARTA
                                                                                    ( melalui saluran dinas )

Dengan hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama               :  JUAN SAPUTRA, SE.MM.
NIK                 :  P.83389/ P.83.09.4779
Pangkat/ Gol   :  Pengatur Muda Perusahaan Tk. I/ II b
Unit Kerja       :  CPP. Petamburan, Jakarta Pusat ( KANWIL VIII/ JAKARTA 1 )

Dengan ini saya mengajukan Permohonan Pertukaran Pindah Antar Kanwil atas biaya sendiri ke Padang - Sumatera Barat. Adapun alasannya adalah karena istri saya baru bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) di Pemerintahan Daerah Kota Padang, sehingga tidak dapat pindah untuk mendampingi saya. Selain itu orang tua saya di sana juga sedang sakit, sehingga memerlukan perhatian dan perawatan lebih. Berdasarkan hal tersebut dapat mengganggu konsentrasi dan kinerja saya karena pikiran yang terbagi. Agar saya dapat lebih fokus bekerja maka saya mohon agar kiranya dapat dipindahkan ke wilayah kota Padang, sehingga dekat dengan keluarga.
Berikut ini pegawai yang sudah dikonfirmasi dan bersedia untuk melakukan pertukaran pindah antar kanwil dengan saya adalah sebagai berikut :
Nama               :  IRMA SURYANI
NIK                 :  P.79078/ P.65.91.0468
Pangkat/Gol    :  Penata Muda Perusahaan Tk.I/ III b
 Unit Kerja       :  CPP. Ulak Karang, Padang ( KANWIL II/ PEKAN BARU )

Demikian permohonan ini saya buat untuk dapat dipertimbangkan dan besar harapan saya untuk dikabulkannya permohonan ini, terima kasih.


                                                                                                Hormat saya,


                                                                                   JUAN SAPUTRA, SE.MM.
                                                                                                 NIK.P83389

Misteri Di Balik Panggilan Mimi



Ah sok imut-imutin lo. Niru Anang KD yaaa. Sok kekinian ah.
And thousand more comments asking why I should be called Mimi?
Here are the reasons:
  1. Gw ga cocok dipanggil Ibu booo. Apalagi Bunda! Gw minder aja dipanggil begitu. Panggilan Ibu atau Bunda, menurut hemat gw, cocok disematkan ke mommies yang lembut, keibuan, dan penuh kesabaran. Nah buat lo pada yang kenal gw, sedekat apa gw sama gambaran tersebut di atas?? Ahahaha. Keras, meledak-ledak, celamitan ga bisa diem, lah gw gitu mau dipanggil Ibu/Bunda? Ga cocok. Jadi, gw bukannya ga mau dipanggil Ibu/Bunda. Gw merasa ga sesuai aja dipanggil begitu. Demikianlah.
  2. Kalo gw dipanggil mama, kok gw berasa kebanyakan mama yakkk. Ke nyokap manggil mama. Ke mertua manggil mama. Ke diri sendiri ntar juga nyebut mama? Ahhh, enough calling mama lah yaa in the house ahahaha.
  3. Mami. Kesannya gw nyonya-nyonya sosialita. Ga mau. Ga suka. Jauh (juga) dari gambaran diri gw yang bapukkk ahahaha.
  4. Mommy. Emmm sempat kepikiran sik. Tapi kasian bapaknya ntar dipanggil Daddy (baca: Dedi). Dedi Dores?? Yahahah.
  5. Ummi. Ga perlu gw jelaskan lagi ya. Buat panggilan Bunda aja gw merasa jauuuuuh. Apalagi panggilan agamis seperti ini.  
Jadi, gw memutuskan, satu-satunya (atau dua-duanya) panggilan yang tersisa buat gw adalah: emak dan mimi. Bisa dibayangkan hancurnya perasaan mama gw kalo gw nekad dipanggil emak. Buat apa kusekolahin kau tinggi-tinggi nakkk kalo ujung-ujungnya kau jadi emak-emak? Byahahaha. Udah kebayang histerisnya emak gw gw mah, jadi pilihan terakhir yang tersisa: Mimi.

Not too parlente. Not too much. Not too good to be true for me.
It is more closely like....me!
(PS: And it is rarely used. I just love being unusual ahaha).

Kebetulan jugalah bapaknya masih ada turunan Sunda gitu, setau gw Mimi itu ya Mama dalam bahasa Sunda. Tapi temen gw yang beneran Sunda mah, dia dipanggil Mimi, pasangannya ya Abah. Karena laki bukannya Sunda tulen jadi ya udahlah, jadiin aja Pipi. Jadi Mimi Pipi. Done. Berhasil jugalah aku menentukan mau dipanggil apa sama anak-anakku. Ahahahah.

Buat mommies yang lagi bingung mau dipanggil apa, ga perlu dijadiin acuan lah yaa aku ini. Cuma jawaban aja kok, kenapa gw maunya dipanggil Mimi. Ibarat milih sepatu (dan baju juga ya), pilihlah senyamannya kita. Jika merasa nyaman, ya sudah. Nyaman itu relatif. Selamat memutuskan moms!!!
Salam hangat,
Mimi Alika