Kamis, 16 Oktober 2014

Bekasi Oh Bekasi




Awalnya saya tahu Bekasi itu jauh, dari Bapak saya. Katanya, temannya yang PNS di ibukota berangkat dari rumahnya di Bekasi pukul 5. Dengan polosnya bapak saya menanyakan, Bekasi itu jauh ya? Teman papa pergi jam 5 subuh pulang jam 9 malam. Kantornya di Jakarta. Masih syukur ya kamu di Tangerang? Untung kamu ga jadi beli rumah di Bekasi ya.
Itu satu.
Kedua, saya pernah menanyakan kepada seorang ibu-ibu di kantor Senen, tinggal dimana? Ia jawab, Bekasi. Saya yang masih lugu berpikir Bekasi itu dekat (kantor saya di Kelapa Gading, Bekasi saya rasa tak terlalu jauh dari Kelapa Gading dan Senen), lalu saya bilang, enak dong bu, deket.
Dekat apanya, jawab si ibu. Mending kamu ke Ciledug. Angkot banyak. Ga macet-macet amat. Bekasi mahhhh *si ibu tarik nafas*.
Nah. Dari keluhan si ibu saya tangkap 3 gambaran tentang Bekasi: jauh, macet dan tak terlalu gampang diakses.
Jangan marah dulu... baca ampe habisss.
Lalu, baru sekitar seminggu lalu, dimulailah 'perpeloncoan' terhadap Bekasi. Tidak tahu siapa yang memulai, adaaa saja guyonan mengenai kota industri ini. Banyak meme tercipta. Mulai dari seseorang melepas sandal saat masuk ke ATM, mereka lalu bilang, ini pasti di Bekasi. Lalu ada orang mengisi bensin full tank, katanya ini pasti orang Bekasi. Lebih parah lagi, Bekasi digambarkan sebagai planet yang terletak di antara Bumi dan Matahari. Hahaha.
Bagi kita, lucu. Beberapa di antaranya sukses membuat saya ngakak setengah mati. Bagi yang orang Bekasi asli? Orang yang tinggal dan kerja di Bekasi? Belum tentu.
Ada Bekasioners yang ikutan menertawakan kota mereka sendiri. Bagi mereka semua itu hanyalah guyonan semata.
Ada, beberapa yang malah emosi. Bagi mereka pembullyan sudah kelewatan dan tidak bisa dibiarkan.
Ada juga yang menanggapinya dengan aksi. Walikota Bekasi mengumpulkan staffnya untuk pembenahan kota mereka. Menurut saya malah jadi bagus kan?
Saya pribadi tidak ikutan menyebarluaskan aneka meme or video Bekasi. Setidaknya, di medsos. Saya hanya memasangnya di dp BBM saya dan langsung mendapat tanggapan teman-teman. Beberapa di antaranya, warga Bekasi. Yang bukan orang bekasi tentu menanggapi dengan tertawa terbahak-bahak. Nah, warga bekasinya ada yang bilang. Asem lo. Kurang ajaaar. Dan sebagainya. Sekedar menanggapinya dengan candaan.
Ada juga yang lantas membuat status mengenai keindahan kota Bekasi lengkap dengan hashtag #akucintabekasi.
Buat saya, itu bagus, bukan?
Ini jadi ajang sendiri buat Bekasi unjuk gigi. Tunjukkan apa yang istimewa dari Bekasi.
Bekasi dibicarakan dimana-mana. Bekasi dibahas di TV. Bekasi jadi populer. Tanah di Bekasi harganya meningkat.
Thus, I think, something we must see in a positive way.
Ga usahlah tersinggung apalagi marah-marah pake bahasa hutan tidak jelas.
Bekasi jika diibaratkan sebuah movie, adalah distrik 12 di the Hunger Games. Jakarta adalah sang Capitol (panem). Bogor Depok Tangerang Bekasi adalah distrik-distrik. Semuanya memiliki arti masing-masing bagi Capitol. Bogor dengan hasil pertanian dan peternakan. Depok dengan hasil sandang. Tangerang penyumbang SDM terbesar. Dan Bekasi, dengan hasil industrinya.
Memang, Bekasi adalah distrik 12 yang tidak begitu populer di antara yang lainnya. Hanya dipandang sebelah mata. Namun sang mockingjay, Katnis Everdeen, yang mengobarkan api pemberontakan terhadap Capitol (untuk memerdekakan distrik-distrik dari jajahannya), berasal dari Distrik nomor dua belas. Don't need to be popular to make some change, right? Cayoo Bekasi!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar