Rabu, 18 Juni 2014

On Top. On Bottom


2009-2010 : On top
Muda. Berbakat. Penuh minat. Atraktif. Imajinatif. Beranjak dari seorang fresh graduate ke tingkat beginner expert. Mulai tahu jati diri, value diri, dan apa yang diinginkan sepenuhnya. Seluruh dunia seolah berpihak padanya.

2011: Having had everything she wanted
Pasangan. Sandang. Papan. Pangan. Tabungan. Keluarga. Sahabat. Sebut saja semua. Ada.

2012: Started destructing
Mulai paceklik. Salah atur strategi ‘perang’. Tidak adanya plan B untuk membackup plan A yang gagal total. Hutang dimana-mana. Instansi maupun perorangan….

2013: On Bottom. Lost almost everything
Krisis kepercayaan. Baik terhadap diri dan orang lain. Krisis finansial. Dijauhkan dari peradaban, dari sahabat, dikucilkan. Merasa semua beban ada di pundak sendiri. Satu per satu dijual untuk menutup krisis (perhiasan, kendaraan), kecuali : rumah (masih Alhamdulillah).

2014: Begin everything once again
Semuanya mulai berangsur membaik.  Pasangan menyadarkan. Kantor lebih ramah. Teman-teman menguatkan. Dimulai dari nol untuk kembali membangun kesuksesan dan kepercayaan yang sempat hilang.

“Pasang surut kehidupan. Dari seorang superstar bisa saja jadi orang buangan. Dari dipuja bisa saja dihujat habis-habisan. Dari memiliki segalanya, bisa saja kehilangan segalanya. Pola ini akan kembali terjadi. On top. On bottom. Anda siap atau tidak, percayalah, datangnya bertubi-tubi. Bersiap untuk kesuksesan bertubi-tubi. Bersiap pulalah untuk kegagalan yang bertubi-tubi. Belajarlah dari kesalahan strategi yang lalu agar tak terulang kembali di masa depan. Paling penting, hargai semua yang anda miliki. Materi atau bukan. Terutama yang bukan….”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar