Senin, 02 Juni 2014

Pegawai (Pun) Bisa Jadi Kaya (Kok)


Dalam dua hari saya menerima e-book yang sama sekali berbeda ide dari seorang rekan. Ide pertama adalah (saya tidak mau menyebutkan bukunya, saya bukan sales haha. Lagipula saya tak mengutip isi bukunya) dengan pensiun dini, akan membuka peluang lebih besar untuk menjadi kaya. Ide kedua, dengan jadi karyawan (pun) ternyata masih bisa kaya.

Perbedaan mendasar dari kedua buku tersebut adalah, buku yang menggagasi ide pertama dituliskan akurat dan percaya diri. Tidak ada kata PUN atau JUGA. Isi buku datang berdasar pengalaman sang penulis sendiri. Buku kedua, tidak akurat, banyak berisi kata PUN dan JUGA. Hanya berisi anggapan-anggapan ambigu, abu-abu, dan (kata saya) pembesaran hati sang penulis sendiri.

Uh oh.
Saya berusaha berimbang di antara keduanya. Karena saya pun masih amfibi (istilah organisasi entrepreneur yang saya ikuti), yakni pegawai yang juga berwirausaha.

Anda tidak akan pernah bisa meletakkan kaki anda di dua perahu di saat bersamaan, jika anda tidak mau tenggelam. Letakkanlah kedua kaki anda di (hanya) satu perahu saja supaya anda selamat. #myquote

Kita lihat sisi baiknya dulu. Tidak semua orang ingin berhenti dari pekerjaannya. Not at all. Alasannya banyak. Tidak ada jiwa usaha, penopang hidup keluarga, tidak ada jaminan berhasil di bisnis, dsb. Benang merahnya, keadaan yang memaksa dan pembatasan terhadap kemampuan diri-lah yang membuat mereka memutuskan tetap jadi pegawai. Itu kan pilihan. Tidak ada salahnya.

Tapi, ingat.

Sedikit sekali dari mereka yang TIDAK MAU berhenti bekerja karena MEMANG MENCINTAI pekerjaannya.

Yay!

Tapi sekali lagi, itu kan pilihan :) We can't see something sinically just because it is different with our thoughts, right?

Ajakan resign benar adanya. Karena menjalankan usaha sekaligus masih berstatus pegawai, yang ada adalah kacau balau. Ini betul lho. Saya alami sendiri. Saya sedang merintis usaha kuliner. Saya mengerjakan pesanan pada malam hari >> Saya kurang tidur kelelahan >> Saya sering mengantuk mengantuk di kantor >> Terkadang saya menyelesaikan packing dagangan di kantor.

Apakah saya dapat dikatakan sebagai pegawai yang berhasil?

Ajakan untuk tetap bekerja sambil berusaha benar adanya. Saya bekerja >> Saya membatasi jumlah pesanan saya >> Saya makin memiliki sedikit waktu memperhatikan anak dan suami saya >> Saya jatuh sakit dan akhirnya usaha saya OFF untuk sementara.

Apakah saya dapat dikatakan sebagai pebisnis yang baik?
 
Yes, trapped.

Sebaca saya dari buku “Pegawai Juga Bisa Kaya” itu, hanya menyebutkan pegawai untuk survive dengan gaji yang ada, berinvestasi, menabung, dan blalabla lainnya yang sudah seringkali kita dengarkan sedari jaman masih berstatus pelajar :)

Lalu, seberapa banyakkah pegawai yang nyata-nyata kaya yang pembaca semua kenal? Yang miliki banyak waktu untuk keluarganya? Yang tak saban hari mengeluh dimarahi bos? Perjalanan macet? Pusing lelah? Sistem kantor yang tak sesuai harapan? Weekend yang digunakan untuk acara kantor? Tak ada waktu untuk keluarga? Dan lain sebagainya? Yang memiliki lamborghini? Kapal pesiar? Pelesir keluar negeri? Punya yayasan amal sendiri? (Mohon jangan memasukkan nama-nama koruptor ya).


Jawaban? Ada? Tik tok tik tok....

Ah, itu kan hanya materi. Kaya itu kan yang penting hidup aman damai bersyukur dengan apa yang dimiliki.

Hahaha. Lagi-lagi pembatasan diri dengan mengatasnamakan kata syukur. Bukannya anda tadi mengatakan pegawai pun bisa jadi kaya?

Bersyukur dengan apa yang dimiliki itu WAJIB.
Lah wong nyatanya pegawai sering mengeluh dengan rutinitas pekerjaannya, apa bisa dikategorikan bersyukur?

Jadi kaya juga tidak SALAH kan? Banyak sekali manfaat yang didapat dengan menjadi orang kaya (baca blog Jadi Orang Kaya Itu Kawan, Banyak Manfaatnya).

Lalu kenapa we keep on LIMITING ourselves?

Saya tanyakan kembali
Seberapa banyakkah pengusaha yang nyata-nyata kaya yang anda semua kenal? Yang miliki banyak waktu untuk keluarganya? Yang tak saban hari mengeluh perjalanan macet? Pusing lelah? Weekend yang digunakan untuk acara kantor? Tak ada waktu untuk keluarga? Dan lain sebagainya? Yang memiliki lamborghini? Kapal pesiar?Pelesir keluar negeri? Punya yayasan amal sendiri?

Nah nah?

Jadi begini saja biar gampang.

Anda bisa terus jadi pegawai. Namun berjanjilah menjadi pegawai yang tak melulu mengeluhkan APAPUN, every single details in you job. Then go on with your daily-routine-life. Cintailah pekerjaan anda, hingga suatu saat orang bertanya mengapa tak berusaha? Anda akan menjawab karena CINTA, bukan karena keadaan memaksa :)

Kita buktikan. Lima atau sepuluh tahun mendatang....

Dari pembaca semua, yang memilih jadi pegawai, dan yang memilih berusaha. Siapakah yang lebih 'kaya'? Ingat, kaya bukan hanya HARTA, tetapi juga KUALITAS kehidupan pribadi. Yang terpenting, siapa yang kehidupan pribadinya lebih tertata... Apapun pilihan anda, teruskan. Kita tak dapat memaksakan pola pikir kita terhadap siapapun, bukan?

Oh ya, jika boleh saya mengedit judul buku sang pegawai, Pegawai Juga Bisa Kaya SEPERTI PENGUSAHA (Kok).

Hihihi. Kabur aaaah... Thanks for reading! :)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar